Januari 19, 2012

Indonesia dalam Kotak Kaca

Dari beberapa keinginan rhe yang belum terwujud selama di jakarta adalah masuk ke museum nasional. Akhir na setelah satu tahun berlalu, di awal tahun ini rhe berhasil mengunjungi na. museum nasional atau sering disebut juga museum gajah karena ada patung gajah mungil di depan na. utung na ga disebut museum jangkar karena juga ada jangkar dipajang di depan museum.

Melihat dari depan tampak na museum ini sangat luas. Maklum, nama na juga museum nasional yang menyimpan koleksi Indonesia. Bangunan utama na terdiri dari 2 bagian seperti denah di atas.

Gedung gajah yang tepat terletak di belakang patung gajah terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama langsung menyambut kita dengan koleksi arca –ntah kenapa bukan ini yang dinamakan gedung arca-. Segala macam bentuk batu dan prasasti ada di sini, dari yang bernuansa agama, pemujuaan atau sekedar penanda. Masuk ke dalam na kita melihat koleksi pra sejarah, batu yang digunakan untuk perkakas rumah tangga.



Semakin ke dalam semakin maju. Di sini nilai seni sudah mulai berkembang dengan dipamerkan na koleksi-koleksi keramin baik dari dalam maupun luar negeri. Biasa na cina dan thailan. Rute yang rhe lalui mengajak rhe bermukin di ruman-rumah adat daerah sampai ke kebudayaan mereka. Lihat, ada patung nenek moyang. Apakah nenek moyang kita seperti ini? Jika demikian, pantaslah banyak orang sangar, patung nenek moyang na aja menyeramkan :D

Koleksi dari beberapa suku juga ditampilkan. Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi sudah sering lilhat. Tapi yang unik adalah bentuk tutup kepala ini. Mmm… ada yang tau ini menyerupai apa?


Di sayap selatan gedung gajah ada koleksi kain dan ruangan khusus kerjasama kedubes Indonesia-Thailand yang menampilkan koleksi kain dan arca dari Thailand. Ntah apa maksud na. mungkin di jaman majapahit dulu, Thailand pernah jadi bagian dari nusantara –sekali lagi, mungkin-. Dibagian depan na terdapat koleksi yang mirip dengan museum fatahilah. Ada meriam dengan bentuk mulut yang berbeda-beda. Bahkan ada mulut naga –untung aja ga bau naga-

Naik ke lantai dua terdapat koleksi perhiasan dan hiasan lain dari emas-emasan dari beberapa daerah. Blink-blink tappi cukup dingin untuk berada di dalam sana. Keliatan na sih juga ada larangan untuk memotret. Jadi mari kita turun aja, berpindah ke gedung arca. Gedung inii terletak di belakang tulisan ‘museum nasional’ dan jangkar dan terdiri dari 4 lantai.

Lumayan banyak yang ada di sini, sayang ada beberapa koleksi yang kosongn kerana sedang dipamerkan di tempat lain atau sedang dalam penelitian. Selain itu ada beberapa yang ada di bagian ini adalah replika na –foto di samping orang asli ya- seperti missal prasasti trauma Negara yang ketika diketok ternyata bukan batu beneran.

Yang menarik dari koleksi yang ada adalah timbangan dari Kalimantan selatan ini. Fungsi na untuk menimbang pajak berupa hasil bumi dimana sultan Banjar sendiri yang jadi anak timbang na. berat bumi yang menjadi upeti harus seimbang dengan berat sultan –yang otomastis tiap tahun bias nambah pajak seiring pertambahan berat badan sang sultan :p-

Dan setelah cukup berkeliling Indonesia dari bangunan 4 lantai ini, saat na istirahat sebelum mencari makan siang dan beranjak pulang. -***-

0 komentar:

 
Copyright 2009 footprint