April 17, 2010

The Thirteenth Tale (Dongeng Ketiga Belas)The Thirteenth Tale by Diane Setterfield


My rating: 4 of 5 stars


inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati


begitulah cuplikan sinopsis pada halaman belakang novel ini. kalao benar-benar memperhatikan, inilah cerita yang sesugguh na, rangkuman dari 608 halaman. mereka, kami, aku. pembaca tak perlu memusingkan dan bertanya-tanya tentang sebutan-sebutan itu jika sungguh menyimak penggalan sinopsis tersebut.


walaupun begitu... inilah cerita yang mampu mengakhiri kisah na sendiri. jika kau merupakan pembaca yang tertib tentu na. tapi jika pembaca merupakan penikmat tulisan dengan daya khayal melebihi rata-rata (ditambah secangkir kopi hitam dan imajinasi bgadang dini hari)... maka dari awal pun... cerita ini sudah berakhir. penyampaian cerita dibagi menjadi permulaan, pertengahan dan akhir. segmentasi yang sengaja dibuat untuk mengaburkan persepsi pembaca. cerita itu harus berjalan tuntut. kira-kira semacam itu pesan yang ingin pencerita sampaikan. seakan cerita ini adalah milik vida, namun ternyata margaretlah yang memegang semua na. pendengar, pelaku, sekaligus pencerita. mengawali di akhir saat vida mengakhiri di awal. cerita.


hlm 181:
dia orang yang dulunya aku. anak itu tak ada lagi sejak lama sekali. hidupnya berakhir pada malam terjadinya kebakaran, seolah dia sendiri binasa oleh api. orang yang kau lihat sekarang bukan apa-apa.


penggalan dari bagian awal yang sebenar na adalah akhir yang diceritakan meloncat tanpa ada na kesadaran akan loncatan tersebut. ketika seseorang bukan apa-apa, ia akan menciptakan sesuatu, mengisi kekosongan.


sedangkan di bagian akhir, justru dapat ditemukan suatu (yang bisa dianggap) permulaan bagi pembaca tertib.


hlm 521:
aku tahu apa yang dilihat hester ketika dia menyangka dirinya melihat hantu. aku tahu identitas anak lelaki di taman. aku tahu siapa yang menyerang mrs.maudsley dengan biola. aku tahu siapa yang membunuh john-the-dig. aku tahu siapa yang dicari emmeline di bawah tanah.


ya... tapi sebenar na kau tak tahu apa-apa. kembali pada persepsi yang diciptakan. kisah yang memiliki cara penyampaian unik tentang jalan na suatu cerita. cerita di dalam cerita yang diceritakan melalui cerita di mana semua orang adalah tokoh na, dengan jalan cerita sesuka na namun terkesan runtut.


dongeng tentang pendongeng, buku tentang buku, dan imajinasi tentang persepsi. bahkan ada bagian yang paling menggelitik, ketika dokter mendiagnosis penyakit margaret dan memberikan resep ini kepa na:
sir arthur conan, kasus-kasus sherlock holmes
baca 10 hlm 2x sehari hinggat tamat

wow! dokter penyuka buku untuk pasien pembaca buku juga. luar biasa. usul menarik untuk berobat tanpa perlu meminum obat. cukup mengikuti resep di atas. bahkan menghitung waktu tak perlu jam lagi. menit = 11 kata dalam 7 baris, dan jam = pensil yang diraut setelah menyelesailkan 24 baris dalam sekian halaman. ternyata menulis itu bisa menjadi sesuatu yang konsisten.


kembali ke isi novel ini: cerita apapun yang kutemukan di perbatasan lupa. tak perlu terlalu serius. cukup secangkir kopi hitam dan imajinasi saat bergadang dini hari.


inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati. -***-


View all my reviews >>

April 12, 2010


My rating: 3 of 5 stars

kau tidak perlu menjadi pecandu heroin atau pembaca puisi untuk mendapatkan pengalaman dramatis, kau hanya perlu mencintai seseorang.

katie carr seorang istri dan ibu dari dua orang anak mulai merasa jenuh dengan kehidupan na, dengan suami na, david, dan memutuskan meminta cerai. dia tak lagi mempertimbangkan anak dan merasa david ’menjengkelkan’. sebagai kolomis yang mengasuh rubrik berisikan kemarahan-kemarahan, katie merasa suami na tidak cukup membantu dalam kehidupan ekomini mereka dan hanya sibuk mengkritik semua hal.

permintaan percereian tersebut tampak na tidak mendapat tanggapan serius dari david dan menjadi pembenaran bagi katie untuk tetap berselingkuh. namun suatu saat david memutuskan pergi selama 2 hari dan.. semua na berubah..

dia tak lagi suka memaki dan bersikap... terlalu baik. sungguh menjengkelkan ketika suami yang ingin kau ceriakan tiba-tiba memaklumi perselingkuhanmu, bertemu dengan selingkuhanmu, seakan dia sangat mencintaimu dan ingin mempertahankanmu. saat satu masalah selesai, dia membawa teman na ke rumah, menjadi tanggunganmu selain suami dan anak-anakmu sedangkan suami yang kau pertahankan sekarang tidak bekerja tapi sibuk... mengubah dunia.

hanya karena banyak orang tidak menemui masalah dengan sesuatu, tidak bearti mereka benar. argh... pantaslah kalo geregetan melihat sikap seperti ini. saat pernikahan terancam, suami na bukan mencari penyelesaian akan masalah perkawinan tapi malah sibuk mengurusi permasalahan anak jalanan, dan keadilan sosial sedangkan anak na sendiri terlibat konflik karena sikap ayah na ini. argh.. begitulah.

suami yang tidak berusaha menyelamatkan perkawinan na sementara si istri setengah mati mengatur hati na, perasaan na, jam biologis na demi menyelamatkan perkawinan dan anak-anak na. menjalankan peran sebagai istri, ibu sekaligus bekerja menghidupi 2 anak + suami + teman suami + gelandangan yang ditampung di rumah ketika suami tak lagi bekerja dan sibuk dengan rencana mengubah dunia. tapi... bagaimanapun dia suamimu, yang telah kau pilih saat kau mengucapkan janji pernikahan itu, dengan segala kesintingan atau dalam keadaan normal na.

ada kala na keinginan untuk merasakan kebebasan dari kehidupan seorang istri, seorang ibu, muncul. tapi kewajiban itulah yang ada ketika suatu keputusan menikah diambil, dan... kebutuhan itu adalah induk dari semua penciptaan. harus ada pilihan akal sehat untuk melakukan banyak hal. keluar dari rutinitas tanpa mengabaikan kewajiban. kita tak bisa jadi pembohong selama na bukan.. untuk selalu lari dari kenyataan. perlu ada waktu untuk diri sendiri, membangun istana milik kita, sebentar, tanpa intervensi dari dunia luar, baik rutinitas, dunia kerja, suami dan anak. perlu ada ruang milik sendiri untuk berdiam dan menikmati diri tanpa perlu lari dari semua realita yang tampak na monoton, yang sayang na atas pikiran sadar, telah kita pilih.

kisah dengan inti yang sederhana, keraguan akan suatu pernikahan yang tampak seperti itu-itu saja, suami yang menjengkelkan, anak yang tidak menurut perkataan orang tua. sampai pembaca juga ragu akan kan menutup buku ini atau tetap meneruskan membaca na... seakan memunculkan keberpihakan yang dibuat penulis untuk pembaca kepada katie dalam menghadapi suami yang ‘seperi itu’. namun... pikiran yang diajukan david dalam keinginan na mengubah dunia kadang cukup meyakinkan. ‘karena aku ingin mengubah cara berpikir orang-orang, aku tidak bisa mengubah cara berpikir orang-orang kalau aku berpikir seperti orang-orang lain.’ masuk akal bukan??? wajar kalau dia tampak sinting, karena dia berbeda.

orang-orang sekarang sibuk dengan kehidupan mewah mereka, hidup bahagia = mewah. benarkah? pernahkan kita menengok sebentar kepada orang-orang yang tinggal di belantaran sungai, yang bekerja hampir 12 jam sehari, yang harus mengamen di perempatan-perempatan jalan, yang menjual diri hanya untuk sehari lagi makan kenyang. sempatkah mereka memikirkan kehidupan mewah? jangankan hidup mewah atau menabung, mempertahankan satu nafas dan jantung yang masih berdetak satu hari lagi mereka ragu. penjual asongan yang kehidupan na cemas dengan trantip, pengemudi angkot yang cemas dengan kenaikan harga BBM, buruh pabrik yang cemas dengan kemungkinan PHK. selalu ada kecemasan di setiap tempat di dunia ini. salahkah jika ada orang yang menginginkan perbaikan dari hal-hal semacam ini???

sayang na.. david tidak mengkomunikasikan dengan cukup baik. namun.. kembali lagi... kebutuhan adalah induk semua penciptaan. kebutuhan akan apakah sebuah pernikahan... nah, itulah dia.


nb: cara penulis menyampaikan gagasan na melalui sudut pandang katie semakin dibuat lebih personal lagi dengan catatan pendapat-pendapat katie yang tidak diungkapan dalam percakapan na, sehingga pembaca sungguh-sungguh dibuat terlibat secara pribadi dengan katie. -***-

 
Copyright 2009 footprint