Januari 09, 2012

Diet Bulutangkis

22 by Donny Dhirgantoro

My rating: 1 of 5 stars


kesan awal membaca buku ini adalah... berlebihan.

jika dilihat dari opening na aja dah berlebihan banget. mungkin image 5 cm sudah melekat di rhe dari karya donny ini sehingga ketika baca 2 rasa na seakan penulis inngin mengubah tulisan na menjadi lebih... apa ya istilah na, lebih remaja kali ya. bahasa yang digunakan pun serasa ingin menggunakan bahasa-bahasa yang menghibur, tapi yang ada malah kesan berlebihan. apa karena cerita na tentang 'kelebihan' ya?

kalau si papa di bab pertama dah pengen ngelempar si dokter, si rhe pengen ngelempar buku ini ke penulis na. woi... kuk ga berasa masuk akal ya? apa karena penulis besar trus fokus ke tema yang besar maka na dia ga memperhatikan detail-detail kecil na? dari tahun dan sebangsa na.

pertama, liat aja di tahun 1998 saat gusni kelas 6 sd dan terjadi kerusuhan di bulan mei, 2 bulan kemudian kan juli ya? kenapa gusni na tetep sekolah, bukan na itu saat na EBTANAS (saat itu) dan berpindah ke seolah baru, dalma hal ini masuk smp.

kedua, khatulistiwa terbuka. ga tau apakah ini sama dengan piala khatulistiwa atau istilah fiktif yang dibuat si penulis karena sejauh pengetahuan rhe, piala khatulistiwa itu untuk olahraga tenis.

ketiga di potongan tahun terakhir, 2004. kuk berasa tahun ini ga habis-habis ja. coba aja buat alur waktu na (kalau lagi iseng) maka akan berasa ada yang ga klop dengan kalender yang ada. sengaja ga nampilin di sini nanti spoiler.

hanya saja, apakah ini bisa dibilang penulis besar? karena biasa na penulis besar akan terhambat dengan karya-karya sebelum na. berhubung 5cm bobm dengan tema isnpirasi, maka di sini pun ga jauh-jauh dari itu. kalau dulu perjuangan sekelompok sahabat untuk menaklukan ketakutan na akan puncak mahameru. sekarang perjuangan seorang perempuan menaklukkan penyakit na. dan apa yang didapat dari kisah ini.

seperti kutipan kata-kata seorang ibu kepada anak na:

kamu perempuan, kalau kamu nangis, nangis aja, tapi kamu harus punya alasan yang kuat untuk itu (hlm. 114)

dibagian ini rhe milai merindukan ibu, keluarga, sahabat dan siapapun itu yang selalu ada untuk mendukung rhe. yang ada di belakang rhe untuk bisa sampai di tempat sekarang ini. suatu perjuangan dengan banyak tangis dan tawa. saat pertama menaklukan puncak (lawu, saat itu), berapa orang yang terus mengoceh untuk rhe bisa sampai ke atas dan turun lagi dalam pendakian pertama na, dan sukses. saat ujian skripsi, sahabat-sahabat yang memilih nungguin di luar daripada ikut masuk ke ruang ujian karena tau setelah na... bahwa rhe akan keluar dengan keadaan menangis. pelukan-pelukan itu yang ga akan pernah bisa terlupakan.

mungkin kadang manusia harus kembali menjejakkan kaki na di atastanah tempat ia berdiri sekedar untuk menghitung jejak dan langkah kaki na, sejauh mana ia telah berjalan dengan langkah na (hlm. 232)

mungkin ketika membaca buku ini rhe kembali diingatkan. akan perjuangan-perjuangan yang ada dan akan teman-teman berbadan besar. teringat seorang teman yang pernah menetapkan kriteria cewe' na adalah cewe' berbadan besar, padahal dia sendiri adalah cowo' kurus walau tidak kering.

latar belakang (berasa penelitian) otong yang lebih nyaman dengan cewe' besar adalah karena mereka relatif lebih sabar dibanding sahabat na (tunjuk diri sendiri) yang kurus ini. hehehe...

dan ternyata hal itu terasa dalam aplikasi na kemudian. ternyata bersahabat dengan orang-orang gendut itu menyenangkan. komo, anak babi, n lung-lung. ntah kenapa nyaman banget bersama orang-orang ini (yang kadang bisa dimanfaatkan sebagai bantal atau bahkan kasur :D). jadi jangan remehkan mereka, karena tuhan sekalipun tidak pernah. sebab...

dengan impian dan kerja keras manusia bisa (hlm. 323)

cukup itu. dan sat ini rhe belum ngerasa terlalul bekerja keras untuk mewujudkan impian yanga da. jadi... saat na kerja keras untuk mencapai impian itu :) -***-


0 komentar:

 
Copyright 2009 footprint