Oktober 12, 2010


My rating: 4 of 5 stars


ada rasa sedih dan marah setiap kali seorang kawan pemanjat menikah. aku tahu pernikahan bearti akhir petualangan panjat tebing. mereka akan segera pensiun, untuk mencari nafkah dan memberikan kehidupan yang stabil bagi kaum pembujuk itu dan anak-anak tuyul yang akan mereka lahirkan. lalu satria pun akan menjadi sudra (hlm. 7) dan buku pun ditutup.

buku yang tepat di saat yang tidak tepat. baru tiba di halaman 7 dan langsung tutup buku. sepenggal paragraf yang tidak sesuai dengan emosi si pembaca (saat itu) membuat buku ini terpaksa menunggu 1 minggu untuk dibuka kembali. dan ketika halaman-halaman berlalu seiring berlanjut na cerita, maka....

sebenar na siapakah yang bercerita, yang ingin bersuara dan mengabadikan kisah ini? yuda melalui tulisan ayu utami atau justru ayu utami melalui karakter yuda? pria yang perempuan atau perempuan yang pria? konsep androgini kental ditemui dalam kisah ini melalui karakter nyi ratu kidul, semar, ikan pelus, sebul, dan ki ajar cemara. namun, kenapa hanya perempuan yang bisa menjadi pria sedangkan pria tidak bisa menjadi perempuan? sentimentil penulis na yang notabene adalah perempuankah?

banyak karakter dalam kisah ini yang memiliki 2 sisi. sisi kuat dan lemah na, sisi terang dan gelap na, seakan ingin mengenapi bahwa tak ada yang sempurna di dunia, yang ada hanyalah penetralan dari segala na. seperti konsep yin dan yang.

banyak sekali hal yang ingin disampaikan dalam kisah ini. melalui kliping koran yang disertakan maupun penceritaan dari tokoh yang ada. seakan banyak hal yang selama ini dibungkam ingin dikuak kembali. menghadirkan peristiwa-peristiwa yang ditutupi menjadi pengetahuan umum. masa bungkam telah padam dan kini saat na semua dibicarakan. mungkin jika tulisan ini dikeluarkan pada masa sebelum reformasi, pastilah penulis na sudah kena cekal. wajar, ketika yuda sebagai pencerita baru bisa mengungkapkan na sekarang, 13 tahun kemudian (walau ada yang aneh dengan angka ini, kita bahas kemudian).

reformasi, pencerita mampu membawa pembaca ke masa kejadian. tidak semua orang mengetahui sungguh apakah yang terjadi pada masa itu dan setidak na pencerita mampu memberikan gambaran yang cukup untuk situasi yang terjadi saat ini. masa di mana orang banyak dibungkam demi kepentingan kekuasaan, kebenaran yang jatuh ke bumi, kebenaran yang ditancapkan, bukan kebaikan yang disangga (begitulah konsep menurut parang jati). ketidakadilan yang dialami banyak pihak karena kebenaran yang diusung oleh penguasa. persetan menurut kalian, asal penguasa senang dan aman, itulah yang akan dilakukan. itulah... kebenaran yang ditancapkan hanya untuk kepentingan kekuasaan. bahkan untuk urusan keagamaan.

teringat masyarakat samin yang terpaksa mengaku 'islam' hanya untuk kepentingan birokrasi. buat sim perlu ktp, pasang listrik perlu ktp. sedangkan ktp perlu agama, dan agama di indonesia hanya mengakui 5. kebanyakan agama langit, dimana tuhan adalah 1. agama bumi yang menghormati banyak hal, banyak pemujaan menurut sistem birokrasi bukan agama, lalu apa? mereka dianggap murtad hanya karena status yang perlu dicantumkan. dengan alasan: tidak ada di sistem komputer kami. begitulah jawaban petugas kelurahan dan kecamatan kepada masyarakat samin yang ingin memiliki ktp untuk kepentingan-kepentingan tadi. adilkah? jika memang tuhan itu maha adil, kenapa dia tidak adil kepada para pemeluk agama bumi?

banyak realita kekuasaan dan cara pencapaian na yang semene-mena diungkapkan di dalam na. demi kepentingan kekuasaan, orang mencari keresahan dengan bertameng laskar-laskar. ketika kekerasan tak lagi mempan, maka kekerasan dan massa yang dikerahkan. sekalipun itu harus mengunakan kedok agama.

lagi-lagi pendapat netral, dalam konflik yang ada. perempuan yang ditempatkan sebagai manusia. tokoh penggoda sekaligus penetral. ayu utami masih konsisten pada penetralan ini. saat pria digambarkan sebagai setan dan malaikat, perempuan na juga tak sekedar digambarkan sebagai sosok yang lemah. sungguh, mengusung tak hanya persamaan hak manusia, tapi juga persamaan perlakuan kepada pria dan perempuan. ayu-yuda, bukankah nama itu identik? masih tetap tak tau siapakah yang ingin bersuara sebenar na.

melalui cerita yang dilengkapi kliping koran ini, sedari awal mungkin sudah bisa diketahui ending na. saat tulisan seperti menceritakan jati sebagai pusat dan peristiwa lain sebagai gelombang di sekitar na. jati yang melulu menjadi fokus penceritaan yuda, seakan membuat kisah ini sebagai biografi seorang parang jati. memang na ada apa dengan parang jati? dan pertanyaan itu sudah terjawab di halaman 228. namun, walaupun akhir yang demikian sudah dapat diketahui oleh pembaca, buku ini tetap tidak kehilangan kisah na. halaman yang tersisa masih menarik untuk dijelajahi. dan....

parang jati mengenakan kemejanya kembali. itulah saat terakhir aku melihat ia menatapku. dengan mata bidadarinya. yang malam itu bukan polos, melainkan dalam dan sedih. (hlm. 506) buku ini kembali ditutup.

bukan karena waktu yang tidak tepat. tapi.... kenapa harus dia, harus pria yang lahir pada 21 juni ini? tokoh sebaik ini. dengan kebaikan dan kemampuan seperti na. mengapa banyak orang baik, kecerdasan emosi dan pikiran harus dilenyapkan? saat otak menjadi incaran orang-orang yang hanya mengandalkan kekuasaan, bukan otak. bukan bearti manusia yang mengandalkan kekuasaan ini tak punya otak, karena pada dasar na semua manusia punya otak. hanya mampukah mereka menggunakan otak na dengan benar, tanpa diperbudak dan menjadi robot dari otak yang terprogam. jika demikian maka mereka tak ubahlah sebagai mesin, tanpa hati.

...mengukur yang metaforis secara matematis, yang spiritual secara rasional

itulah gejala otak yang terlalu diandalkan, tanpa mendengar suara hati. maka... hati-hati terhadap gejala na supaya kita lebih peka terhadap bisikan hati.

nb: untuk yang terlahir 21 juni, ntah fiksi atau nyata, bukan kebenaran yang penting tapi kepercayaan akan sesuatu itu ada. turut berduka untuk kepergianmu. 531 halaman cukup bagi ku untuk mengenalmu walau kau tak kenal aku. bukan rasa kasihan karena kasihan hanya ada bagi mereka yang tak mampu melakukan apa-apa. tapi ini adalah duka yang nyata. 
teruntuk:
pemilik-mata-polos-nyaris-bidadari -***-

Mei 20, 2010

Multiculture CAMPUS Realino

Yogya sebagai kota pelajar tentu na banyak dihuni oleh pendatang. Keberagaman pelajar dan mahasiswa Yogya ini ternyata dapat diakomodasi dengan adanya ruang publik di daerah Gejayan. Jika berkunjung ke Yogya, maka kita akan menemukan Multiculture Campus Realino yang terletak di Komplek Lembaga Studi Realino, jalan STM Pembangunan No. 1A, Mrican. Area ini dibangun sebagai ruang publik untuk mengusung semangat multikulturalime dan pluralisme Indonesia serta tempat berbagi pengetahuan dan perkembangan pikiran bersama. 

Tak perlu cemas dengan kata ’Campus’ yang tertera di pintu masuk karena tempat ini tidak dikhususkan bagi mahasiswa, namun juga anak-anak, pelajar dan masyarakat umum. Buku-buku yang terdapat dalam showroom Multiculture meliputi buku multikultur, kemasyarakatan (humaniora), filsafat, hobiis, pendampingan anak, character building for kids serta produk-produk 
Multiculture lainnya. Selain menjual buku, tempat yang buka dari pukul 9 pagi hingga 9 malam ini memiliki fasilitas ruang pertemuan, ruang terbuka, layanan percetakan dengan kualitas tinggi, dan cafetaria yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

MCR juga kerap mengadakan kegiatan bedah buku, diskusi, sarasehan, pemutaran film, workshop dan segala hal yang bertemakan multikultur hingga masalah sosial. Selain itu juga diselenggarakan pertunjukkan seni dan budaya seperti pentas musik daerah dan teater. -***-

April 17, 2010

The Thirteenth Tale (Dongeng Ketiga Belas)The Thirteenth Tale by Diane Setterfield


My rating: 4 of 5 stars


inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati


begitulah cuplikan sinopsis pada halaman belakang novel ini. kalao benar-benar memperhatikan, inilah cerita yang sesugguh na, rangkuman dari 608 halaman. mereka, kami, aku. pembaca tak perlu memusingkan dan bertanya-tanya tentang sebutan-sebutan itu jika sungguh menyimak penggalan sinopsis tersebut.


walaupun begitu... inilah cerita yang mampu mengakhiri kisah na sendiri. jika kau merupakan pembaca yang tertib tentu na. tapi jika pembaca merupakan penikmat tulisan dengan daya khayal melebihi rata-rata (ditambah secangkir kopi hitam dan imajinasi bgadang dini hari)... maka dari awal pun... cerita ini sudah berakhir. penyampaian cerita dibagi menjadi permulaan, pertengahan dan akhir. segmentasi yang sengaja dibuat untuk mengaburkan persepsi pembaca. cerita itu harus berjalan tuntut. kira-kira semacam itu pesan yang ingin pencerita sampaikan. seakan cerita ini adalah milik vida, namun ternyata margaretlah yang memegang semua na. pendengar, pelaku, sekaligus pencerita. mengawali di akhir saat vida mengakhiri di awal. cerita.


hlm 181:
dia orang yang dulunya aku. anak itu tak ada lagi sejak lama sekali. hidupnya berakhir pada malam terjadinya kebakaran, seolah dia sendiri binasa oleh api. orang yang kau lihat sekarang bukan apa-apa.


penggalan dari bagian awal yang sebenar na adalah akhir yang diceritakan meloncat tanpa ada na kesadaran akan loncatan tersebut. ketika seseorang bukan apa-apa, ia akan menciptakan sesuatu, mengisi kekosongan.


sedangkan di bagian akhir, justru dapat ditemukan suatu (yang bisa dianggap) permulaan bagi pembaca tertib.


hlm 521:
aku tahu apa yang dilihat hester ketika dia menyangka dirinya melihat hantu. aku tahu identitas anak lelaki di taman. aku tahu siapa yang menyerang mrs.maudsley dengan biola. aku tahu siapa yang membunuh john-the-dig. aku tahu siapa yang dicari emmeline di bawah tanah.


ya... tapi sebenar na kau tak tahu apa-apa. kembali pada persepsi yang diciptakan. kisah yang memiliki cara penyampaian unik tentang jalan na suatu cerita. cerita di dalam cerita yang diceritakan melalui cerita di mana semua orang adalah tokoh na, dengan jalan cerita sesuka na namun terkesan runtut.


dongeng tentang pendongeng, buku tentang buku, dan imajinasi tentang persepsi. bahkan ada bagian yang paling menggelitik, ketika dokter mendiagnosis penyakit margaret dan memberikan resep ini kepa na:
sir arthur conan, kasus-kasus sherlock holmes
baca 10 hlm 2x sehari hinggat tamat

wow! dokter penyuka buku untuk pasien pembaca buku juga. luar biasa. usul menarik untuk berobat tanpa perlu meminum obat. cukup mengikuti resep di atas. bahkan menghitung waktu tak perlu jam lagi. menit = 11 kata dalam 7 baris, dan jam = pensil yang diraut setelah menyelesailkan 24 baris dalam sekian halaman. ternyata menulis itu bisa menjadi sesuatu yang konsisten.


kembali ke isi novel ini: cerita apapun yang kutemukan di perbatasan lupa. tak perlu terlalu serius. cukup secangkir kopi hitam dan imajinasi saat bergadang dini hari.


inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati. -***-


View all my reviews >>

April 12, 2010


My rating: 3 of 5 stars

kau tidak perlu menjadi pecandu heroin atau pembaca puisi untuk mendapatkan pengalaman dramatis, kau hanya perlu mencintai seseorang.

katie carr seorang istri dan ibu dari dua orang anak mulai merasa jenuh dengan kehidupan na, dengan suami na, david, dan memutuskan meminta cerai. dia tak lagi mempertimbangkan anak dan merasa david ’menjengkelkan’. sebagai kolomis yang mengasuh rubrik berisikan kemarahan-kemarahan, katie merasa suami na tidak cukup membantu dalam kehidupan ekomini mereka dan hanya sibuk mengkritik semua hal.

permintaan percereian tersebut tampak na tidak mendapat tanggapan serius dari david dan menjadi pembenaran bagi katie untuk tetap berselingkuh. namun suatu saat david memutuskan pergi selama 2 hari dan.. semua na berubah..

dia tak lagi suka memaki dan bersikap... terlalu baik. sungguh menjengkelkan ketika suami yang ingin kau ceriakan tiba-tiba memaklumi perselingkuhanmu, bertemu dengan selingkuhanmu, seakan dia sangat mencintaimu dan ingin mempertahankanmu. saat satu masalah selesai, dia membawa teman na ke rumah, menjadi tanggunganmu selain suami dan anak-anakmu sedangkan suami yang kau pertahankan sekarang tidak bekerja tapi sibuk... mengubah dunia.

hanya karena banyak orang tidak menemui masalah dengan sesuatu, tidak bearti mereka benar. argh... pantaslah kalo geregetan melihat sikap seperti ini. saat pernikahan terancam, suami na bukan mencari penyelesaian akan masalah perkawinan tapi malah sibuk mengurusi permasalahan anak jalanan, dan keadilan sosial sedangkan anak na sendiri terlibat konflik karena sikap ayah na ini. argh.. begitulah.

suami yang tidak berusaha menyelamatkan perkawinan na sementara si istri setengah mati mengatur hati na, perasaan na, jam biologis na demi menyelamatkan perkawinan dan anak-anak na. menjalankan peran sebagai istri, ibu sekaligus bekerja menghidupi 2 anak + suami + teman suami + gelandangan yang ditampung di rumah ketika suami tak lagi bekerja dan sibuk dengan rencana mengubah dunia. tapi... bagaimanapun dia suamimu, yang telah kau pilih saat kau mengucapkan janji pernikahan itu, dengan segala kesintingan atau dalam keadaan normal na.

ada kala na keinginan untuk merasakan kebebasan dari kehidupan seorang istri, seorang ibu, muncul. tapi kewajiban itulah yang ada ketika suatu keputusan menikah diambil, dan... kebutuhan itu adalah induk dari semua penciptaan. harus ada pilihan akal sehat untuk melakukan banyak hal. keluar dari rutinitas tanpa mengabaikan kewajiban. kita tak bisa jadi pembohong selama na bukan.. untuk selalu lari dari kenyataan. perlu ada waktu untuk diri sendiri, membangun istana milik kita, sebentar, tanpa intervensi dari dunia luar, baik rutinitas, dunia kerja, suami dan anak. perlu ada ruang milik sendiri untuk berdiam dan menikmati diri tanpa perlu lari dari semua realita yang tampak na monoton, yang sayang na atas pikiran sadar, telah kita pilih.

kisah dengan inti yang sederhana, keraguan akan suatu pernikahan yang tampak seperti itu-itu saja, suami yang menjengkelkan, anak yang tidak menurut perkataan orang tua. sampai pembaca juga ragu akan kan menutup buku ini atau tetap meneruskan membaca na... seakan memunculkan keberpihakan yang dibuat penulis untuk pembaca kepada katie dalam menghadapi suami yang ‘seperi itu’. namun... pikiran yang diajukan david dalam keinginan na mengubah dunia kadang cukup meyakinkan. ‘karena aku ingin mengubah cara berpikir orang-orang, aku tidak bisa mengubah cara berpikir orang-orang kalau aku berpikir seperti orang-orang lain.’ masuk akal bukan??? wajar kalau dia tampak sinting, karena dia berbeda.

orang-orang sekarang sibuk dengan kehidupan mewah mereka, hidup bahagia = mewah. benarkah? pernahkan kita menengok sebentar kepada orang-orang yang tinggal di belantaran sungai, yang bekerja hampir 12 jam sehari, yang harus mengamen di perempatan-perempatan jalan, yang menjual diri hanya untuk sehari lagi makan kenyang. sempatkah mereka memikirkan kehidupan mewah? jangankan hidup mewah atau menabung, mempertahankan satu nafas dan jantung yang masih berdetak satu hari lagi mereka ragu. penjual asongan yang kehidupan na cemas dengan trantip, pengemudi angkot yang cemas dengan kenaikan harga BBM, buruh pabrik yang cemas dengan kemungkinan PHK. selalu ada kecemasan di setiap tempat di dunia ini. salahkah jika ada orang yang menginginkan perbaikan dari hal-hal semacam ini???

sayang na.. david tidak mengkomunikasikan dengan cukup baik. namun.. kembali lagi... kebutuhan adalah induk semua penciptaan. kebutuhan akan apakah sebuah pernikahan... nah, itulah dia.


nb: cara penulis menyampaikan gagasan na melalui sudut pandang katie semakin dibuat lebih personal lagi dengan catatan pendapat-pendapat katie yang tidak diungkapan dalam percakapan na, sehingga pembaca sungguh-sungguh dibuat terlibat secara pribadi dengan katie. -***-

Maret 09, 2010

Politik: korupsi, suap menyuap, menjilat dan bersilat lidah

Judul: Imperium (Cicero Trilogy, #1)
Pengarang: Robert Harris
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 416
ISBN: 9789792237740
Published: 2008





Pengalaman yang ditulis Tiro tentang Cicero serasa membawa peristiwa yang terjadi lebih dari 2000 tahun lalu ke masa kini. Tetap sama. Situasi pergerakan politik demi memperebutkan kekuasaan tak pernah berubah, akan tetap diwarnai tarian indah dan keluwesan dalam memainkannya.

Ada beberapa buku yang menceritakan tentang ketidakadilan dipandang dari sudut pandang penerima ketidakadilan. Namun pada kisah ini ditampilkan sudut pandang lain, dari pembela ketidakadilan.

Cicero bukan dari kelas bawah maupun atas. Dia berasal dari kelas menengah yang tidak setengah-setengah dalam bertindak. Ya... walau demikian, itu semua tak lain demi ambisi pribadinya. Tapi setidaknya dia menempatkan kepentingan rakyat dalam usaha dan langkah awal meraih ambisi tersebut, dengan menarik hati golongan bawah.

Kalau rhe boleh memberi sedikit penilaian pribadi tentang Cicero...

Dia bukan orang yang mau menjadi senja. Dia memilih menjadi siang atau malam sekalian karena menurut rhe senja justru lebih gelap daripada malam dan tak kan bisa seterang siang. Why??? Karena senja telah kehilangan surya dan pijar lampu tak mampu menerangi nya. Walau mungkin pagi sedikit serupa namun tetap saja ’orang lebih banyak menyembah matahari terbit daripada matahari terbenam’.

Sedikit banyak yang rhe pelajari, kalau saat ini ada 8 profesi yang diakui karena mereka memerlukan kemampuan khusus untuk mencapai profesi tersebut, maka kita perlu menambahkan profesi kesembilan karena...
Politik adalah profesi. Perlu perjuangan untuk bisa memainkannya. Konspirasi... tidak semua orang mampu. Hanya bagi mereka yang tau seninya. Perlu aktor, panggung dan penonton. Untuk itu jika bermain politik kita harus bisa membengkokkan diri ke sana ke mari seperti bunglon... bersikap serius dengan kaum tegas, santai dengan kaum liberal, menghormat dengan kaum tua, ramah dengan kaum muda, pemberani dengan kaun penjahat dan tidak bermoral dengan kaum bejat! Demi menarik simpati dan dukungan kaum-kaum tersebut.

Bagaimanapun bank budi sangat berlaku untuk melanggengkan kariermu. ’Mengikat banyak orang melalui persahabatan, mempertahankannya dengan kesetiaan, berbagi harta milik dengan semua orang dan membantu semua teman dalam susah dengan uang, pengaruh dan usaha’. Simpanan yang disimpan sejak dulu dan bisa ditarik sewaktu-waktu...

Apapun itu, politik merupakan bagian sejarah dan kekinian kita. ’Tidak mengetahui apa yang terjadi sebelum kau lahir, bearti kau akan selalu menjadi kanak-kanak karena apalah nilai hidup manusia kecuali hidup itu terjalin oleh para leluhur kita melalui catatan sejarah’. Biarkan semua terangkum dalam sejarah.... Karna begitulah seni kehidupan... mengatasi masalah ketika ia muncul, bukannya menghancurkan semangat dengan mencemaskan hal-hal yang terlalu jauh di depan. Dan... seni inilah yang dikuasai Cicero hingga membawanya menjadi yang terdepan.-***-

Maret 08, 2010

Sosok-sosok penyambung jaman

minggu, 28 februari 2010
komples kota tua. awal na hanya melihat-lihat kawasan pasar pagi dan tak tau lagi apa yang akan dilakukan selain menyewa sepeda untuk berkeliling lapangan fatahilah. mau berkunjung, berkunjung kemana? museum bank mandiri ma museum fatahilah dah pernah dilahap. museum seni rupa ntah mengapa tak tampak menarik saat itu, penuh dengan manusia yang berjubel di halaman na. ntah untuk berteduh or narsis dengan foto diri, sampai akhir na... sebuah banguna di sisi barat lapangan fatahilah menarik perhatian. dan ternyata terpampang banner di depan na bertuliskan: museum wayang. tanpa pikir 2x langsung melangkahkan kaki ke sana.

di dekat pintu depan sudah berjaga petugas berseragam dengan karcis di tangan yang siap diganti dengan selembar uang 2000-an (untuk dewasa), dan mulailah penjelajahan kita. mari...


disekitaran pintu masuk banyak dipajang wayang jawa barat, wayang golek, dari koleksi kecil sampai koleksi besar. khusus lantai 1 koleksi wayang hanya dipajang di spot ini saja, sepanjang lorong dan seruang kecil di samping na. ga usah khawatir kita kenal atau tidak dengan tokoh-tokoh yang ada di situ karena terdapat keterangan di setiap koleksi pajangan, bahkan cerita singkat dari potongan kisah yang dipertontonkan. seandai na bicara tentang rahwana, dan rama-sinta misal na. akan ada wayang rama dan sinta yang sedang disandera rahwana. di dalam keterengan na tidak hanya disebutkan nama-nama wayang na tetapi juga lokasi kejadian dan deskripsi singkat tentang wayang dan kisah yang diangkat. begitu membaca nama na, kita akan langsung merasa familiar dengan mereka yang mungkin awal na kita ga tau tokoh siapakah wayang ini? begitulah. hal semacam itu akan ditemui sampai di lantai 2.

namun sebelum sampai ke lantai 2 kita akan melewati taman museum wayang. cukup mengesankan, bahkan bisa dibilang menawan (mungkin) walo dengan lokasi na yang ga bisa dibilang luas (sempit lebih tepat na). namun mata akan dimanja dengan kejayaan masa lalu, saat belanda ada di mana-mana, nenguasai negeri indonesia yang belum terbentuk sempurna. banyak tulisan-tulisan belanda (yang rhe ga tau arti na cz ketiadaan pemandu) di relief-relief dinding. seakan berada di pemakaman massal belanda. untunglah rhe tak tau apa yang sebenar na tertulis di sana. lanjut ke lantai 2....

dibuai kekaguman akan sebuah lukisan yang langsung menyambut kita. tepat setelah naik tangga. ntah lukisan or batikan, rhe juga tak bisa membedakan. dah..


lebih menggelikan lagi melihat koleksi si unyil lengkap dipamerkan di pojokan. sayang... mungkin ruangan ini sedang dalam perbailan sehingga masih banyak rak-rak kosong dan seakan lengang seperti halnya di lantai 1 yang memang dipasang papan pengumuman 'sedang dalam perbaikan'. di ruangan (yang ntah apa nama ruangan na) ini juga terdapat sebuah koleksi dari sumatra utara, peti mati. ya... peti mati juga dipajang di sini, peti untuk mereka yang mati muda. lengkap bukan, tak hanya wayang.

berlanjut ke ruangan sebelah na yang memang menambah pengetahuan banget. selain keterangan nama bagian-bagian wayang, juga terdapat pohon keluarga yang menjelasakan kekerabatan dari tokoh-tokoh perwayangan. wow! cuma bisa melongo, dari gatot kaca sampai bima dan pendahulu-pendahulu na yang lebih uzur lagi. display di sini pun lebih menarik, mungkin karena wayang kulit (baik jawa tengah, jawa timut dan bali) leboh pipih sehingga tidak memakan tempat di ruang koleksi. dengan pencahayaan yang remang-remang, sungguh.. display yang sedap dipandang mata (sedikit narsis).

mari bergeser ke ruang sebelah na lagi... kembali terpukau dengan lukisan kaca, gedhe (dengan rhe sabagai perbandingan ukuran). bahkan lantai pun dimanfaatkan untuk display, keterangan bagian-bagian wayang (baca: wayang kulit) lagi, lebih terperinci, pembeda golongan wayang yang satu dengan yang lain. tak hanya itu, di sini juga terdapat koleksi seni pertunjukan dari negara-negara lain seperti boneka untuk panggung boneka dari inggris, belanda, cina dan beberapa negara lain yang biasa na merupakan pemberian dari para duta besar negara tersebut.

jadi... tak hanya soal wayang kan, bahkan satu set gamelan lengkap pun dipajang, wayang suket dan topeng. lagi-lagi, untuk topeng juga ditampilkan topeng dari berbagai daerah, jawa khusus na. berbagai seni dan karya khas setiap daerah bisa kita jelajahi dan nikmati hanya dengan 2000 rupiah. indonesia kaya bukan. kalo masih kurang puas, tenang... masih ada spot khusus yang menjual souvenir. mungkin bisa dibeli beberapa untuk dibawa pulang, sebagai bukti.. bahwa kita menghargai kekayaan indonesia, karya anak-anak bangsa dan pendahulu-pendahulu kita yang mencoba terus melestarikan dan mewariskan na. coba kunjungi, dan dipastikan tak akan menyesal... -***-

Januari 22, 2010

Wisata ilmiah: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Jamu, pasti itulah kata pertama yang melintas dipikiran kita jika mendengar tentang obat tradisional (OT). Ya... memang minuman inilah yang menjadi salah satu aset negara, hasil dari kekayaan alam Indonesia. Untuk itulah pemerintah memperhatikan na dengan mendirikan lembaga riset BPPOT yang terletak di Jl. Raya Lawu 11, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Institusi penelitian dan referensi nasional ini berada dalam naungan DepKes RI.

Dengan ada na beberapa fasilitas pendukung untuk menjalankan fungsi na, litbang tanaman obat (TO) dan OT ini mampu mewujudkan visi misi na. Beberapa fasilitas tersebut adalah; lahan percobaan, laboratorium pasca panen, laboratorium galenika, laboratorium fitokimia, laboratorium farmakognosi, laboratorium kultur jaringan, laboratorium farmaklologi dan perpustakaan. Dari beberapa sarana dan fasilitas pendukung ini, terdapat sarana-sarana yang dapat diakses oleh masyarakat awam. Beberapa di antara na dibuka sebagai wisata ilmiah. 

Lahan budidaya atau sering disebut dengan kebun Tlogodlingo terletak di lereng gunung Lawu dengan ketinggian 1800 m dan luas 13 Ha dengan pemandangan yang indah. Hawa sejuk na cocok digunakan sebagai kawasan budidaya bidudaya tanaman-tanaman penghasil minyak atsiri. Ketinggian dan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman-tamanan tersebut mebuat kualitas minyak yang dihasilkan dapat dipertahankan mulai dari penanaman, masa panen hingga pengolahan sehingga diperoleh kualitas minyak atsiri yang baik. Kebun Dlingo dapat dicapai dari kantor BPPOT dengan menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30 menit dan kita akan disambut dengan hamparan tamanan yang hijau dan hawa sejuk na.

Jika kebetulan kita tidak membawa kendaraan, maka ada tempat lain yang dapat dikunjungi. Kebun koleksi dan etalase OT. Tempat ini berseberangan dengan BPPOT dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Koleksi yang terdapat di kebun ini sebanyak ±1000 TO yang berasal dari indonesia maupun eksplorasi luar negeri. Jangan khawatir tidak mengetahui tiap-tiap koleksi yang ada karena ada keterangan nama dan fungsi na untuk setiap jenis tanaman yang ada (walau terkadang ada yang tidak terbaca atau tertutup dedauan yang ada). 

Untuk bisa mengetahui semua informasi yang ada kita harus jeli memperhatikan setiap tanda-tanda yang ada, selain itu juga disediakan pemandu (jika datang dalam rombongan) yang siap menemani touring di kebun koleksi. Jangan khawatir akan lelah menjelajahi kebun ini karena pada dasar na kebun ini tidak terlalu luas jika kita menikmati na, bahkan tersedia bangku maupun gasibu untuk beristirahat sejenak jika memang benar-benar kelelahan (yang kelihatan tidak mungkin disebabkan karena mengelilingi kebun ini saja).

Penataan tanaman na memudahkan orang awam untuk membedakan, mengenali dan melakukan trip sehingga dapat menikmati kekayaan alan Indonesia yang diramu singkat dalam kebun ini.

Lelah dati kebun koleksi, sedikit berjalan naik kita akan menemui museum TO dan OT. Di dalam na terdapat koleksi-koleksi tentang pemanfaatan TO pada jaman dahulu serta perkembangan na. Koleksi ini meliputi tamanan-tamanan berkhasiat, alat yang digunakan untuk mengolah na menjadi OT hingga alat yang digunakan untuk menyajikan na. Selayak na museum, di sekitar na pun masih dikelilingi oleh banguan-bangunan tua. Memanjakan mata bagi mereka yang menikmati keabadian jaman. Unik dan mengembalikan euforia kejayaan masa lampau.

 Jalan-jalan sehat dan menyenangkan, menambah pengetahuan tentang kekayaan dan khasanah alam Indonesia. Tempat wisata dengan paket wisata edukatif mulai dari budidaya hingga pengolahan simplisia ini telah dikelola dengan baik sehingga dapat menyajikan paket wisata keluarga maupun indivual ataupun sekedar bersenang-senang menghirup udara pegunungan. -***-

Januari 11, 2010

BEYOND: Book & Coffee


Get knowledge with leisure. Tema inilah yang diusung book shop yang terletak di Komplek Colombo No.45 CT Depok, Sleman, Yogyakarta. Selain untuk menambah pengetahuan, buku juga sarana efektif untuk melonggarkan syaraf yang tegang setelah beraktivitas. Seperti toko buku sekaligus coffee shop yang satu ini, BEYOND Book & Coffee menawarkan ruang untuk rileks sejenak.

Tempat yang diapit 3 kampus ini, buka setiap hari dari pukul 2 siang hingga 12 malam. Berbagai jenis buku tersusun rapi untuk memanjakan mata. Penyajian buku yang menyatu dengan cafe membuat pengunjung lebih nyaman untuk memilih buku yang ingin dibeli. Tidak hanya untuk dijual, buku-buku yang terdapat di BEYOND juga dapat dibaca atau di download dalam bentuk e-book. Free hot spot dengan layanan F & B ditambah adanya alunan musik, food & baverage serta garden café adalah fasilitas lain yang dapat ditemukan di sini.
Kamu dapat menikmati makanan dan minuman sambil menambah wawasan dengan membaca berbagai literatur yang tersedia. Jika kamu tertarik dengan buku yang kamu baca dan belum sempat menyelesaikannya, maka kamu dapat membeli buku tersebut. Untuk urusan harga, BEYOND memberikan diskon antara 5%-15%. Dari novel sampai buku pelajaran disediakan untuk baca di tempat. Tapi jangan lupa, bagi yang meminjam buku untuk dibaca di garden area harap terlebih dahulu menitipkan tas dan mendaftarkan buku yang dipinjam.

Lokasi di tengah kota membuat tempat ini mudah dijangkau. Namun, karena masuk dalam komplek Colombo, maka memberi keuntungan lain bagi pengunjung dengan suasana tenang, kondisi mendukung untuk membaca. Kamu tidak hanya menemukan buku seperti di toko buku kebanyakan tetapi juga suasana coffee shop yang cozy untuk menghabiskan waktu ‘hang out’-mu. -***-

Januari 08, 2010

TogaMas

Buku murah mudah sekali ditemukan di Yogya. Salah satu tempat yang cukup representatif adalah Togamas. Letaknya di jalan Affandi No.5, Gejayan. Berbagai jenis buku dapat ditemukan di tempat ini. Dengan koleksi buku yang lengkap dan beraneka ragam, TogaMas sangat sesuai untuk semua kalangan baik pelajar, mahasiswa, akademisi maupun masyarakat umum. 
Adanya komputer untuk pencarian buku dan pengodean rak memberikan kemudahan bagi kamu dalam mencari buku yang sesuai dengan keinginan. Pelayanan lain yang ditawarkan adalah penyampulan buku gratis untuk buku-buku yang dibeli di sini. Harga yang ditawarkan juga lebih murah dengan pemberian potongan antara 15%-50% tergantung pada daur hidup buku. Obral diberikan untuk buku-buku bad sale maupun buku yang tidak laku terjual.
Tempat yang mengusung tema toko buku diskon ini juga dilengkapi berbagai stand seperti alat tulis, tas dan keperluan lain. Di lantai 2 terdapat ruang dengan konsep lesehan yang biasa digunakan untuk bedah buku dan diskusi. Selain itu juga terdapat coffee shop ’Djendelo’ yang mengambil konsep sastra dan budaya Jawa. Coffee shop ini dilengkapi dengan fasilitas hotspot.
Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap konsumen, Togamas berusaha mendekatan diri dengan konsumen. Toko buku yang berawal dari Malang ini telah sukses membangun cabang di Yogya, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Bandung. Toko barunya kini dibuka di lantai 2 Galeria Mall dan jalan Urip Sumoharjo, Yogya. Berbeda dengan TogaMas Gejayan, TogaMas d’Gale lebih ditujukkan untuk kalangan remaja dan eksekutif muda. Buku yang ditawarkan lebih ringan dan menghibur dengan display menarik untuk memberikan suasana yang berbeda. -***-

 
Copyright 2009 footprint