Dari
beberapa keinginan rhe yang belum terwujud selama di jakarta adalah masuk ke
museum nasional. Akhir na setelah satu tahun berlalu, di awal tahun ini rhe
berhasil mengunjungi na. museum nasional atau sering disebut juga museum gajah
karena ada patung gajah mungil di depan na. utung na ga disebut museum jangkar
karena juga ada jangkar dipajang di depan museum.
Melihat
dari depan tampak na museum ini sangat luas. Maklum, nama na juga museum
nasional yang menyimpan koleksi Indonesia. Bangunan utama na terdiri dari 2
bagian seperti denah di atas.
Gedung
gajah yang tepat terletak di belakang patung gajah terdiri dari 2 lantai.
Lantai pertama langsung menyambut kita dengan koleksi arca –ntah kenapa bukan
ini yang dinamakan gedung arca-. Segala macam bentuk batu dan prasasti ada di
sini, dari yang bernuansa agama, pemujuaan atau sekedar penanda. Masuk ke dalam na kita melihat koleksi pra sejarah, batu yang digunakan untuk perkakas rumah
tangga.
Semakin
ke dalam semakin maju. Di sini nilai seni sudah mulai berkembang dengan
dipamerkan na koleksi-koleksi keramin baik dari dalam maupun luar negeri. Biasa
na cina dan thailan. Rute yang rhe lalui mengajak rhe bermukin di ruman-rumah
adat daerah sampai ke kebudayaan mereka. Lihat, ada patung nenek moyang. Apakah
nenek moyang kita seperti ini? Jika demikian, pantaslah banyak orang sangar,
patung nenek moyang na aja menyeramkan :D
Koleksi
dari beberapa suku juga ditampilkan. Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi sudah
sering lilhat. Tapi yang unik adalah bentuk tutup kepala ini. Mmm… ada yang tau ini menyerupai apa?
Di
sayap selatan gedung gajah ada koleksi kain dan ruangan khusus kerjasama
kedubes Indonesia-Thailand yang menampilkan koleksi kain dan arca dari
Thailand. Ntah apa maksud na. mungkin di jaman majapahit dulu, Thailand pernah
jadi bagian dari nusantara –sekali lagi, mungkin-. Dibagian depan na terdapat
koleksi yang mirip dengan museum fatahilah. Ada meriam dengan bentuk mulut yang
berbeda-beda. Bahkan ada mulut naga –untung aja ga bau naga-
Naik
ke lantai dua terdapat koleksi perhiasan dan hiasan lain dari emas-emasan dari
beberapa daerah. Blink-blink tappi cukup dingin untuk berada di dalam sana.
Keliatan na sih juga ada larangan untuk memotret. Jadi mari kita turun aja, berpindah
ke gedung arca. Gedung inii terletak di belakang tulisan ‘museum nasional’ dan
jangkar dan terdiri dari 4 lantai.
Lumayan
banyak yang ada di sini, sayang ada beberapa koleksi yang kosongn kerana sedang
dipamerkan di tempat lain atau sedang dalam penelitian. Selain itu ada beberapa
yang ada di bagian ini adalah replika na –foto di samping orang asli ya-
seperti missal prasasti trauma Negara yang ketika diketok ternyata bukan batu
beneran.
Yang
menarik dari koleksi yang ada adalah timbangan dari Kalimantan selatan ini. Fungsi
na untuk menimbang pajak berupa hasil bumi dimana sultan Banjar sendiri yang
jadi anak timbang na. berat bumi yang menjadi upeti harus seimbang dengan berat
sultan –yang otomastis tiap tahun bias nambah pajak seiring pertambahan berat
badan sang sultan :p-
Dan
setelah cukup berkeliling Indonesia dari bangunan 4 lantai ini, saat na istirahat
sebelum mencari makan siang dan beranjak pulang. -***-