My rating: 4 of 5 stars
ada rasa sedih dan marah setiap kali seorang kawan pemanjat menikah. aku tahu pernikahan bearti akhir petualangan panjat tebing. mereka akan segera pensiun, untuk mencari nafkah dan memberikan kehidupan yang stabil bagi kaum pembujuk itu dan anak-anak tuyul yang akan mereka lahirkan. lalu satria pun akan menjadi sudra (hlm. 7) dan buku pun ditutup.
buku yang tepat di saat yang tidak tepat. baru tiba di halaman 7 dan langsung tutup buku. sepenggal paragraf yang tidak sesuai dengan emosi si pembaca (saat itu) membuat buku ini terpaksa menunggu 1 minggu untuk dibuka kembali. dan ketika halaman-halaman berlalu seiring berlanjut na cerita, maka....
sebenar na siapakah yang bercerita, yang ingin bersuara dan mengabadikan kisah ini? yuda melalui tulisan ayu utami atau justru ayu utami melalui karakter yuda? pria yang perempuan atau perempuan yang pria? konsep androgini kental ditemui dalam kisah ini melalui karakter nyi ratu kidul, semar, ikan pelus, sebul, dan ki ajar cemara. namun, kenapa hanya perempuan yang bisa menjadi pria sedangkan pria tidak bisa menjadi perempuan? sentimentil penulis na yang notabene adalah perempuankah?
banyak karakter dalam kisah ini yang memiliki 2 sisi. sisi kuat dan lemah na, sisi terang dan gelap na, seakan ingin mengenapi bahwa tak ada yang sempurna di dunia, yang ada hanyalah penetralan dari segala na. seperti konsep yin dan yang.
banyak sekali hal yang ingin disampaikan dalam kisah ini. melalui kliping koran yang disertakan maupun penceritaan dari tokoh yang ada. seakan banyak hal yang selama ini dibungkam ingin dikuak kembali. menghadirkan peristiwa-peristiwa yang ditutupi menjadi pengetahuan umum. masa bungkam telah padam dan kini saat na semua dibicarakan. mungkin jika tulisan ini dikeluarkan pada masa sebelum reformasi, pastilah penulis na sudah kena cekal. wajar, ketika yuda sebagai pencerita baru bisa mengungkapkan na sekarang, 13 tahun kemudian (walau ada yang aneh dengan angka ini, kita bahas kemudian).
reformasi, pencerita mampu membawa pembaca ke masa kejadian. tidak semua orang mengetahui sungguh apakah yang terjadi pada masa itu dan setidak na pencerita mampu memberikan gambaran yang cukup untuk situasi yang terjadi saat ini. masa di mana orang banyak dibungkam demi kepentingan kekuasaan, kebenaran yang jatuh ke bumi, kebenaran yang ditancapkan, bukan kebaikan yang disangga (begitulah konsep menurut parang jati). ketidakadilan yang dialami banyak pihak karena kebenaran yang diusung oleh penguasa. persetan menurut kalian, asal penguasa senang dan aman, itulah yang akan dilakukan. itulah... kebenaran yang ditancapkan hanya untuk kepentingan kekuasaan. bahkan untuk urusan keagamaan.
teringat masyarakat samin yang terpaksa mengaku 'islam' hanya untuk kepentingan birokrasi. buat sim perlu ktp, pasang listrik perlu ktp. sedangkan ktp perlu agama, dan agama di indonesia hanya mengakui 5. kebanyakan agama langit, dimana tuhan adalah 1. agama bumi yang menghormati banyak hal, banyak pemujaan menurut sistem birokrasi bukan agama, lalu apa? mereka dianggap murtad hanya karena status yang perlu dicantumkan. dengan alasan: tidak ada di sistem komputer kami. begitulah jawaban petugas kelurahan dan kecamatan kepada masyarakat samin yang ingin memiliki ktp untuk kepentingan-kepentingan tadi. adilkah? jika memang tuhan itu maha adil, kenapa dia tidak adil kepada para pemeluk agama bumi?
banyak realita kekuasaan dan cara pencapaian na yang semene-mena diungkapkan di dalam na. demi kepentingan kekuasaan, orang mencari keresahan dengan bertameng laskar-laskar. ketika kekerasan tak lagi mempan, maka kekerasan dan massa yang dikerahkan. sekalipun itu harus mengunakan kedok agama.
lagi-lagi pendapat netral, dalam konflik yang ada. perempuan yang ditempatkan sebagai manusia. tokoh penggoda sekaligus penetral. ayu utami masih konsisten pada penetralan ini. saat pria digambarkan sebagai setan dan malaikat, perempuan na juga tak sekedar digambarkan sebagai sosok yang lemah. sungguh, mengusung tak hanya persamaan hak manusia, tapi juga persamaan perlakuan kepada pria dan perempuan. ayu-yuda, bukankah nama itu identik? masih tetap tak tau siapakah yang ingin bersuara sebenar na.
melalui cerita yang dilengkapi kliping koran ini, sedari awal mungkin sudah bisa diketahui ending na. saat tulisan seperti menceritakan jati sebagai pusat dan peristiwa lain sebagai gelombang di sekitar na. jati yang melulu menjadi fokus penceritaan yuda, seakan membuat kisah ini sebagai biografi seorang parang jati. memang na ada apa dengan parang jati? dan pertanyaan itu sudah terjawab di halaman 228. namun, walaupun akhir yang demikian sudah dapat diketahui oleh pembaca, buku ini tetap tidak kehilangan kisah na. halaman yang tersisa masih menarik untuk dijelajahi. dan....
parang jati mengenakan kemejanya kembali. itulah saat terakhir aku melihat ia menatapku. dengan mata bidadarinya. yang malam itu bukan polos, melainkan dalam dan sedih. (hlm. 506) buku ini kembali ditutup.
bukan karena waktu yang tidak tepat. tapi.... kenapa harus dia, harus pria yang lahir pada 21 juni ini? tokoh sebaik ini. dengan kebaikan dan kemampuan seperti na. mengapa banyak orang baik, kecerdasan emosi dan pikiran harus dilenyapkan? saat otak menjadi incaran orang-orang yang hanya mengandalkan kekuasaan, bukan otak. bukan bearti manusia yang mengandalkan kekuasaan ini tak punya otak, karena pada dasar na semua manusia punya otak. hanya mampukah mereka menggunakan otak na dengan benar, tanpa diperbudak dan menjadi robot dari otak yang terprogam. jika demikian maka mereka tak ubahlah sebagai mesin, tanpa hati.
...mengukur yang metaforis secara matematis, yang spiritual secara rasional
itulah gejala otak yang terlalu diandalkan, tanpa mendengar suara hati. maka... hati-hati terhadap gejala na supaya kita lebih peka terhadap bisikan hati.
nb: untuk yang terlahir 21 juni, ntah fiksi atau nyata, bukan kebenaran yang penting tapi kepercayaan akan sesuatu itu ada. turut berduka untuk kepergianmu. 531 halaman cukup bagi ku untuk mengenalmu walau kau tak kenal aku. bukan rasa kasihan karena kasihan hanya ada bagi mereka yang tak mampu melakukan apa-apa. tapi ini adalah duka yang nyata.
teruntuk:
pemilik-mata-polos-nyaris-bidadari -***-
0 komentar:
Posting Komentar