The Thirteenth Tale by Diane Setterfield
My rating: 4 of 5 stars
inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati
begitulah cuplikan sinopsis pada halaman belakang novel ini. kalao benar-benar memperhatikan, inilah cerita yang sesugguh na, rangkuman dari 608 halaman. mereka, kami, aku. pembaca tak perlu memusingkan dan bertanya-tanya tentang sebutan-sebutan itu jika sungguh menyimak penggalan sinopsis tersebut.
walaupun begitu... inilah cerita yang mampu mengakhiri kisah na sendiri. jika kau merupakan pembaca yang tertib tentu na. tapi jika pembaca merupakan penikmat tulisan dengan daya khayal melebihi rata-rata (ditambah secangkir kopi hitam dan imajinasi bgadang dini hari)... maka dari awal pun... cerita ini sudah berakhir. penyampaian cerita dibagi menjadi permulaan, pertengahan dan akhir. segmentasi yang sengaja dibuat untuk mengaburkan persepsi pembaca. cerita itu harus berjalan tuntut. kira-kira semacam itu pesan yang ingin pencerita sampaikan. seakan cerita ini adalah milik vida, namun ternyata margaretlah yang memegang semua na. pendengar, pelaku, sekaligus pencerita. mengawali di akhir saat vida mengakhiri di awal. cerita.
hlm 181:
dia orang yang dulunya aku. anak itu tak ada lagi sejak lama sekali. hidupnya berakhir pada malam terjadinya kebakaran, seolah dia sendiri binasa oleh api. orang yang kau lihat sekarang bukan apa-apa.
penggalan dari bagian awal yang sebenar na adalah akhir yang diceritakan meloncat tanpa ada na kesadaran akan loncatan tersebut. ketika seseorang bukan apa-apa, ia akan menciptakan sesuatu, mengisi kekosongan.
sedangkan di bagian akhir, justru dapat ditemukan suatu (yang bisa dianggap) permulaan bagi pembaca tertib.
hlm 521:
aku tahu apa yang dilihat hester ketika dia menyangka dirinya melihat hantu. aku tahu identitas anak lelaki di taman. aku tahu siapa yang menyerang mrs.maudsley dengan biola. aku tahu siapa yang membunuh john-the-dig. aku tahu siapa yang dicari emmeline di bawah tanah.
ya... tapi sebenar na kau tak tahu apa-apa. kembali pada persepsi yang diciptakan. kisah yang memiliki cara penyampaian unik tentang jalan na suatu cerita. cerita di dalam cerita yang diceritakan melalui cerita di mana semua orang adalah tokoh na, dengan jalan cerita sesuka na namun terkesan runtut.
dongeng tentang pendongeng, buku tentang buku, dan imajinasi tentang persepsi. bahkan ada bagian yang paling menggelitik, ketika dokter mendiagnosis penyakit margaret dan memberikan resep ini kepa na:
sir arthur conan, kasus-kasus sherlock holmes
baca 10 hlm 2x sehari hinggat tamat
wow! dokter penyuka buku untuk pasien pembaca buku juga. luar biasa. usul menarik untuk berobat tanpa perlu meminum obat. cukup mengikuti resep di atas. bahkan menghitung waktu tak perlu jam lagi. menit = 11 kata dalam 7 baris, dan jam = pensil yang diraut setelah menyelesailkan 24 baris dalam sekian halaman. ternyata menulis itu bisa menjadi sesuatu yang konsisten.
kembali ke isi novel ini: cerita apapun yang kutemukan di perbatasan lupa. tak perlu terlalu serius. cukup secangkir kopi hitam dan imajinasi saat bergadang dini hari.
inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati. -***-
View all my reviews >>
My rating: 4 of 5 stars
inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati
begitulah cuplikan sinopsis pada halaman belakang novel ini. kalao benar-benar memperhatikan, inilah cerita yang sesugguh na, rangkuman dari 608 halaman. mereka, kami, aku. pembaca tak perlu memusingkan dan bertanya-tanya tentang sebutan-sebutan itu jika sungguh menyimak penggalan sinopsis tersebut.
walaupun begitu... inilah cerita yang mampu mengakhiri kisah na sendiri. jika kau merupakan pembaca yang tertib tentu na. tapi jika pembaca merupakan penikmat tulisan dengan daya khayal melebihi rata-rata (ditambah secangkir kopi hitam dan imajinasi bgadang dini hari)... maka dari awal pun... cerita ini sudah berakhir. penyampaian cerita dibagi menjadi permulaan, pertengahan dan akhir. segmentasi yang sengaja dibuat untuk mengaburkan persepsi pembaca. cerita itu harus berjalan tuntut. kira-kira semacam itu pesan yang ingin pencerita sampaikan. seakan cerita ini adalah milik vida, namun ternyata margaretlah yang memegang semua na. pendengar, pelaku, sekaligus pencerita. mengawali di akhir saat vida mengakhiri di awal. cerita.
hlm 181:
dia orang yang dulunya aku. anak itu tak ada lagi sejak lama sekali. hidupnya berakhir pada malam terjadinya kebakaran, seolah dia sendiri binasa oleh api. orang yang kau lihat sekarang bukan apa-apa.
penggalan dari bagian awal yang sebenar na adalah akhir yang diceritakan meloncat tanpa ada na kesadaran akan loncatan tersebut. ketika seseorang bukan apa-apa, ia akan menciptakan sesuatu, mengisi kekosongan.
sedangkan di bagian akhir, justru dapat ditemukan suatu (yang bisa dianggap) permulaan bagi pembaca tertib.
hlm 521:
aku tahu apa yang dilihat hester ketika dia menyangka dirinya melihat hantu. aku tahu identitas anak lelaki di taman. aku tahu siapa yang menyerang mrs.maudsley dengan biola. aku tahu siapa yang membunuh john-the-dig. aku tahu siapa yang dicari emmeline di bawah tanah.
ya... tapi sebenar na kau tak tahu apa-apa. kembali pada persepsi yang diciptakan. kisah yang memiliki cara penyampaian unik tentang jalan na suatu cerita. cerita di dalam cerita yang diceritakan melalui cerita di mana semua orang adalah tokoh na, dengan jalan cerita sesuka na namun terkesan runtut.
dongeng tentang pendongeng, buku tentang buku, dan imajinasi tentang persepsi. bahkan ada bagian yang paling menggelitik, ketika dokter mendiagnosis penyakit margaret dan memberikan resep ini kepa na:
sir arthur conan, kasus-kasus sherlock holmes
baca 10 hlm 2x sehari hinggat tamat
wow! dokter penyuka buku untuk pasien pembaca buku juga. luar biasa. usul menarik untuk berobat tanpa perlu meminum obat. cukup mengikuti resep di atas. bahkan menghitung waktu tak perlu jam lagi. menit = 11 kata dalam 7 baris, dan jam = pensil yang diraut setelah menyelesailkan 24 baris dalam sekian halaman. ternyata menulis itu bisa menjadi sesuatu yang konsisten.
kembali ke isi novel ini: cerita apapun yang kutemukan di perbatasan lupa. tak perlu terlalu serius. cukup secangkir kopi hitam dan imajinasi saat bergadang dini hari.
inilah kisah vida dan keluarga angelfield: isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar adeline dan emmeline yang liar, rumah besar angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya-hidup atau mati. -***-
View all my reviews >>